Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Seni Rupa Undiksha
Jumat, 21 Desember 2018
Rabu, 12 Desember 2018
Kamis, 05 Januari 2017
SHALAT JAMA’ DAN QASAR
SHALAT JAMA’ DAN QASAR
Berbicara jauh mengenai kewajiban shalat fardu/wajib,
sering kita dengar istilah shalat jamak, qasar maupun jamak qasar. Kita semua
sudah diajarkan oleh guru kita saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Namun
karena jarang atau bahkan tidak pernah mempraktekan, kita lupa akan tata
caranya. Baiklah, karena banyak permintaan kepada kami untuk membahas topik
ini, dengan senang hati kami akan mengulas kembali pengertian, hukum serta tata
cara mengerjakan shalat jamak, qasar dan jamak qasar.
Shalat Jamak
Rukhsah ialah satu keringanan yang diberikan oleh Allah
S.W.T kepada hambanya dalam hal-hal tertentu, shalat jamak contohnya. Apa itu
shalat jamak? Shalat jamak ialah mengerjakan 2 shalat wajib dalam satu waktu.
Contoh: shalat dzuhur dan shalat ashar, shalat maghrib dan shalat isya. INGAT:
Shalat subuh tidak boleh dijamak dan harus dikerjakan pada waktunya. Ada dua
macam shalat jamak:
1) Shalat Jamak Takdim
Jamak takdim dikerjakan pada waktu shalat yang pertama.
Maksudnya, jika anda akan menjamak shalat dzuhur dan ashar, maka anda
mengerjakannya saat waktu dzuhur. Begitupun maghrib dan isya yang dilakukan
saat waktu maghrib tiba. Urutannya, kerjakan shalat yang pertama kemudian
shalat kedua tanpa diselingi kegiatan apapun. Maksudnya, setelah salam pada
shalat dzuhur anda langsung berdiri mengerjakan shalat ashar. Keduannya
dikerjakan 4 rakaat tanpa dikurangi, berikut niatnya:
- Niat shalat jamak takdim dzuhur
أُصَلِّي فَرْضَ الظُّهْرِأربع رَكعَاتٍ
مَجْمُوْعًا مع العَصْرِ اَدَاءً للهِ تَعَالى
Ushollii fardlozh zhuhri arba’a raka’aatin majmuu’an
ma’al ashri adaa-an lillaahi ta’aalaa.
“Aku sengaja shalat fardu dhuhur empat rakaat yang
dijama’ dengan Ashar, fardu karena Allah Ta’aala”
Untuk shalat ashar nya, anda tidak perlu menggunakan niat
shalat jamak lagi, melainkan membaca niat shalat ashar seperti biasa.
2) Shalat Jamak Takhir
Jamak takhir adalah kebalikan dari jamak takdim, yakni
mengerjakan dua shalat fardu pada waktu shalat yang kedua (adalah waktu ashar
dan isya).
- Niat shalat zhuhur jamak takhir dengan ashar
أُصَلِّي فَرْضَ الظُّهْرِأربع رَكعَاتٍ
مَجْمُوْعًا مع العَصْرِ اَدَاءً للهِ تَعَالى
Ushollii fardlozh zhuhri arba’a raka’aatin majmuu’an
ma’al ashri adaa-an lillaahi ta’aalaa.
“Aku sengaja shalat fardu dhuhur empat rakaat yang dijama’
dengan Ashar, fardu karena Allah Ta’aala”
Kedua shalat dilakukan pada waktu ashar, bisa zhuhur
dulu, bisa ashar dulu.
- Niat shalat ashar jamak takhir dengan zhuhur (Kedua shalat dilakukan pada waktu ashar)
أُصَلِّي فَرْضَ العَصْرِ أربع رَكعَاتٍ مَجْمُوْعًا مع
الظُّهْرِ اَدَاءً للهِ تَعَالى
Ushollii fardlol ‘ashri arba’a raka’aatin majmuu’an
ma’azh zhuhri adaa-an lillaahi ta’aalaa.
“Aku sengaja shalat fardu Ashar empat rakaat yang dijama’ dengan dhuhur, fardu karena Allah Ta’aala”
“Aku sengaja shalat fardu Ashar empat rakaat yang dijama’ dengan dhuhur, fardu karena Allah Ta’aala”
Note: Untuk shalat maghrib dan isya,
tinggal menyesuaikan bacaan niatnya.
Shalat Qashar
Berbeda dengan shalat jamak yang menggambungkan, shalat
qasar artinya meringkas. Rukhsah shalat qasar ialah meringkas 4 rakaat menjadi
2 rakaat. Contoh, shalat dzuhur dikerjakan 2 rakaat, begitupun shalat ashar dan
isya. INGAT: hanya shalat dengan jumlah 4 rakaat yang boleh di qasar. Maka dari
itu, anda tidak diperbolehkan meng qasar shalat subuh dan maghrib.
Allah berfirman dalam al Qur’an surat An Nisa ayat 101
yang artinya: “Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidak mengapa
kamu menqashar shalatmu, jika kamu takut diserang orang-orang kafir,
sesungguhnya orang-orang kafir itu musuh yang nyata bagimu,” Q.S.(An Nisa:
101)
اُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا اَدَاءً
لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli farduzh dzuhri qasran rok’ataini lillahi ta’ala
“Niat shalat fardhu dzuhur secara qashar dua rakaat
karena Allah”
Shalat Jamak Qasar
Betapa murahnya Allah S.W.T. Selain memperbolehkan
hambanya menjamak atau mengqashar ibadah shalatnya. Allah juga mengizinkan kita
untuk mengerjakan shalat jamak qashar, yakni digabung dan diringkas. Artinya
anda mengerjakan 2 shalat fardu dalam satu waktu dan juga meringkasnya. Shalat
jamak qashar bisa dilakukan secara takdim maupun takhir. Lafadzkan niat shalat
jamak qashar sebagai berikut:
- Niat shalat qashar dan jamak taqdim
أصلي فرض الظهر جمع تقديم بالعصر قصرا ركعتين لله تعالي
Ushallii fardhazh zhuhri rak’ataini qashran majmuu’an
ilaihil ‘ashru adaa’an lillaahi ta’aalaa.
“Aku berniat shalat fardhu zhuhur 2 rakaat, qashar,
dengan menjamak ashar kepadanya, karena Allah ta’ala.”
- Niat shalat qashar dan jamak ta’khir:
أصلي فرض الظهر جمع تأخير بالعصر قصرا ركعتين لله تعالي
Ushallii fardhal ‘ashri rak’ataini qashran majmuu’an
ilazh zhuhri adaa’an lillaahi ta’aalaa.
“aku berniat shalat fardhua shar 2 rakaat, qashar, dengan
menjamaknya kepada zhuhur, karena Allah ta’ala.”
Syarat-Syarat Sah Shalat Jamak, Qasar dan Jamak Qashar
Shalat jamak dan qashar memang diperuntukan bagi ummat
muslim yang sedang melakukan perjalanan jauh atau karena halangan lain sehingga
tidak dapat mengerjakan shalat fardu tepat pada waktunya. Hal ini meliputi:
- Melakukan perjalanan jauh minimal 81 kilometer (sesuai kesepakatan para ulama)
- Perjalanan tidak bertujuan untuk hal negatif atau berbuat dosa
- Sedang dalam keadaan bahaya; hujan lebat disertai angin kencang, perang atau bencana lainnya.
IBADAH MAHDAH dan IBADAH GHAIRU MAHDAH
IBADAH
MAHDAH
Pada pembahasan kali ini berjudul ibadah mahdhah. Ibadah
mahdhah adalah ibadah yang telah di tetapkan oleh sang khalik yang kemudian di
perintahkan kepada baginda rasulullah untuk di jalankan oleh nya dan juga kaum
nya. Di dalam ibadah, sebenar nya ada ibadah mahdhah dan ibadah gairu mahdhah.
Adapun ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang mana seluaruh perilaku kita
sebagai seorang hamba selalu di orientasikan untuk meraih ridho dari allah.
Dalam hal ini tidak aturan baku dari rasulullah SAW. Dalam ibadah mahdhah kita
harus berlandaskan al-qur’an, hadist, ijma’ para ulama. Jika kita berlandaskan
dua hal yang utama yaitu al-qur’an dan hadist maka ibadah kita tidak akan di
terima oleh sang khalik. Betapa rugi nya kita sebagai makhluk yang telah
beribadah kepada allah dengan susah payah akan tetapi ibadah tersebut di tolak
oleh allah karena tidak sesuai denga al-qur’an dan hadist. Di sinilah penting
nya seorang hamba agar terus menimba ilmu agar kita tidak menjadi hamba yang
taklid buta. Karena banyak kerugian yang akan di dapat ketika kita melakukan
taklid buta. Adapun ibadah mahdhah di antara nya adalah sebagai berikut :
1.SYAHADAT
Syahadat merupakan pengakuan seorang hamba bahwa tiada tuhan
yang patut di sembah kecuali allah SWT dan mengakui bahwa nabi Muhammad adalah
utusan allah. Sifat dari syahadat ini adalah mengikat. Jadi kita harus menjaga
benar atas apa yang telah terucap dari mulut kita .
2. SHOLAT
Sholat merupakan
tiang agama umat islam. Jika solat kita masih belum tertib maka dapat di
pastikan tiang itu akan runtuh. Telah kita ketahui bersama bahwa solat
merupakan ibadah yang pertama kali akan di hisab. Sebagai seorang hamba tentu
nya kita harus menjaga solat kita dengan baik. Jangan sampai ketika di akhirat
kelak kita tidak dapat menjawab pertanyaaan mengenai ibadah shalat kita. Shalat
yang di wajibkan oleh allah di namakan sholat fardu sedangkan sebagai pelengkap
nya adalah sholat-sholat Sunnah. Tak ada lagi alasan yang dapat kita berikan
Karena allah telah memberi banyak kemudahan bagi hamba nya untuk sholat. Entah
itu ketika sakit, dalam perjalanan ataupun yang lain nya. Keringanan tersebut di
berikan agar kita tidak meninggalkan ibadah yang sangat penting ini. Seorang
muslim dapat di nilai dari solat nya. Ketika solat nya baik, insyaallah
perilaku nya pun akan baik. Sedangkan ketika solat nya sering di tinggalkan
maka perilaku baik nya pun di tinggalkan.
3. SHOUM
Kata yang sebenar nya
benar adalah shoum bukan puasa. Mengapa demikian ? karena puasa itu berasal
dari Bahasa sansekerta yang arti nya menyiksa diri arti nya sangat jauh berbeda
dengan shoum yang terdapat dalam al-qur’an yang arti nya menahan diri. Sebagai
seorang hamba yang baik hendak nya kebiasaan buruk ini segera di tinggalkan
karena efek nya begitu terasa sekali. Shoum sendiri merupakan ibadah yang
terikat dengan waktu, cara dan jumlah jadi tak perlu lagi kita membuat aturan sendiri
tersebut. karena pasti nya akan merugikan kita. Dalam shoum wajib yaitu shoum
ramadhan ada kondisi-kondisi tertentu yang di larang untuk berpuasa yaitu
sewaktu haidh, menyusui dan lain sebagai nya. Ada dua cara mengganti nya yaitu
dengan mengganti di waktu yang lain jika mampu. jikalau tidak mampu maka di
anjurkan untuk membayar fidyah. Membayar fidyah di khususkan untuk para orang
tua yang sudah tak kuat lagi berpuasa.
4. ZAKAT
Seorang hamba di
wajibkan untuk mengeluarkan zakat ketika harta yang di miliki nya telah
mencapai batas untuk mengeluarkan zakat. Jika belum maka ia tidak di wajibkan
untuk mengeluarkan nya. Dan tentu nya kita harus menyerahkan zakat kepada yang
berhak. Jika kita sibuk maka titipkan lah ke badan amil zakat ynag terpercaya
agar sampai kepada yang berhak. 5. HAJI
Ibadah satu ini
merupakan ibadah yang menjadi hambaan setiap hamba nya untuk datang ke tempat
yang begitu di muliakan ini. Ibadah haji hanya di anjurkan kepada yang
mempunyai kelebihan harta nya. Jika tidak, maka tidak di wajibkan. Kita pun tak
perlu repot dengan gelar haji. Karena tujuan kita pergi ke sana bukan untuk
mendapatka gelar haji. Melainkan mendapatkan haji yang mabrur. Setiap ibadah
mahdhah telah memiliki aturan tersendiri. Sebagai hamba kita hanya menjalankan
saja tanpa perlu repot untuk membuat nya. Karena sang khalik lebih tau keadaan
kita.
IBADAH
GHAIRU MAHDAH
Ibadah gairu mahdhah adalah suatu bentuk ibadah yang di kerjakan oleh seorang hamba dalam rangka meraih ridho allah. Dalam ibadah gairu mahdhah tidak ada aturan yang baku untuk mengerjakan nya karena ibadah ini bentuk nya muamalah kita boleh melakukan tawar menawar dalam ibadah gairu mahdhah akan tetapi harus tetap berlandaskan syariat allah. berbeda dengan ibadah mahdhah yang tidak ada tawar menawar sama sekali artinya harus sesuai dengan yang telah di tetapkan oleh allah. Hal inilah yang menjadi pembeda antara ibadah mahdhah dan ibadah gairu mahdhah.
Seorang hamba di beri kewenangan untuk melakukan tawar menawar dalam ibadah gairu mahdhah. sebagimana sabda rasulullah yang arti nya : "kamu lebih mengetahui urusan dunia mu". Jadi dalam masalah yang ada kaitan nya dengan dunia kita di beri kelonggaran oleh allah asalkan tidak bertentangan dengan syariat yang telah di tetapkan oleh allah.
Ada banyak contoh yang berkaitan dengan ibadah gairu mahdhah. kali ini saya mengambil contoh tentang pernikahan. Nikah itu harus berlandaskan syariat allah akan tetapi dalam hal mengundang tamu tidak ada ketetapan yang harus di penuhi. Kita di beri kelonggaran untuk mengundang seberapa pun tamu entah itu sedikit atau banyak yang penting sesuai dengan kemampuan kita.
Inilah pembahasan singkat mengenai ibadah gairu mahdhah. Kita memang di beri kewenangan untuk melakukan tawar menawar dalam ibadah gairu mahdhah asalkan tidak melanggar syariat yang telah di tetapkan oleh allah dan rasul nya.Akan tetapi kita juga harus selalu memperbaiki nya agar kita dapat mengetahui terdapat kesalahan atau tidak dalam ibadah yang di lakukan oleh kita.
MANUSIA MAKHLUK BELAJAR
MANUSIA
MAKHLUK BELAJAR
Ada satu kata atau istilah, yaitu “belajar”
yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Karena aktivitas belajar itulah
yang membedakan manusia dengan makhluk lain seperti binatang misalnya. Karena
aktivitas belajar pula yang mengantarkan seorang manusia menjadi berilmu, yang
selanjutnya memosisikan manusia menjadi makhluk yang paling mulia diantara
makhluk yang ada di muka bumi ini. Karena belajarlah, manusia bisa bertahan
hidup dan bisa memenuhi apa yang menjadi kebutuhan hidupnya. Karena belajarlah,
manusia bisa memecahkan masalah kehidupan yang dihadapi. Karena belajarlah,
manusia bisa mengembangkan budayanya, dan karena belajar pula, manusia bisa
menguasai alam dan bisa mengubah wajah dunia ini.
Coba kita perhatikan bagaimana kehidupan binatang, apapun
jenisnya. Binatang hanya mengandalkan instink untuk dapat memenuhi hidupnya dan
mempertahankan kehidupannya, sehingga kehidupan binatang dari waktu ke waktu
hanya begitu-begitu saja. Tidak ada binatang yang mampu mengembangkan
kreativitas untuk memperbaiki derajat kehidupannya. Persoalan ada binatang yang
dianggap pandai, sehingga dapat mengikuti perintah manusia, itu juga hanya
sebatas instinknya saja, bukan hasil belajar.
Dalam kehidupan manusia, belajar adalah kata kunci yang
menjadi ciri sekaligus potensi bagi umat manusia. Belajar telah menjadi atribut
manusia. Potensi belajar merupakan kodrat sekaligus fitroh bawaan sebagai
karunia dari Sang Maha Pencipta, Allah, swt. Belajar adalah kebutuhan hakiki
dalam hidup manusia di muka bumi ini. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
belajar adalah “energi kehidupan” umat manusia yang dapat mengusung harkat
kemanusiaannya menjadi sosok beradab dan bermartabat.
Berbagai Istilah tentang Manusia
Pemakaian kata manusia memiliki makna ganda, seperti
terbukti dalam kalimat-kalimat berikut ini: (a) Manusia tidak lain kecuali
hewan, yang mengandung makna manusia adalah hewan. (b) Manusia merupakan hasil
sejarah, berarti tidak mengacu pada manusia, melainkan kepada kepribadiannya.
(c) Manusia adalah makhluk rohani, yang bermakna, manusia merupakan mahluk yang
lebih dari raga, nyawa, atau jiwa. (d) bahwa manusia yang di dalam nya terdapat
raga, namun berbeda dengan raga lainnya. (e) menggambarkan manusia sejenis kebajikan
atau kedirian.
H.M.Quraish
Shihab mengatakan bahwa keterbatasan pengetahuan manusia tentang dirinya
disebabkan oleh:
1. pembahasan tentang manusia
termaksud yang terlambat dilakukan, karena pada mulanya perhatian manusia hanya
tertuju pada penyelidikan tentang materi alam.
2. ciri khas manusia yang cenderung memikirkan hal-hal
yang tidak kompleks.
3. multikompleks nya masalah manusia.
Terlepas dari pro kontra tentang istilah mana yang
akan digunakan oleh manusia, dalam menyusun berbagai teori dan konsep tentang
berbagai kehidupan, yang pasti bahwa manusia adalah sebagai makhluk yang
memiliki potensi yang luar biasa.
Agamawan berkomentar bahwa pengetahuan manusia tentang
manusia demikian itu disebabkan karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang
dalam unsur penciptaannya terhadap roh ilahi, sedang manusia tidak di beri
pengetahua tentang roh, kecuali sedikit. (QS. Al-Isra’,17:85)
Menurut H.M.Quraish Shihab, ada tiga istilah yang di
gunakan al-quran untuk menunjuk kepad manusia:
1. Manusia
sebagai Al-Insan
Di dalam al-quran kata insan disebut sebanyak 65 kali
dalam 63 ayat. Kata insan berasal dari kata “uns” yang berarti jinak,
harmoni dan tumpah, dan ada pula yang berpendapat bahwa kata “uns”
berasal dari kata “nasiya” yang berarti lupa, atau berasal dari kata nasa
yanusu yang berarti guncang.
Selanjutnya, di dalam al-quran terdapat ayat-ayat yang
berbicara tentang manusia sebagai insan yang dikaitkan dengan berbagai kegiatan
manusia. Kata insan terkadang digunakan untuk menjelaskan tentang kegiatan
manusia dalam belajar (QS. 96:1-5 dan 55:1-3), sebagai makhluk yang memiliki
musuh dan suka bermusuhan (QS. 12:5 dan 17:53), mahluk yang dapat mengola dan
merencanakan waktu (QS. 103:1-3), makhluk yang dapat memikul amanat (QS.
33:72), sebagai makhluk yang dapat menanggung semua perbuatan yang di lakukanya
(QS. 53:39, dan 79:35), yang memiliki komitmen moral (QS. 29:8, 31:14, dan
46:15), makhluk yang dapat bekerja dalam bidang peternakan (QS. 28:23 dan
25:49), yang dapat melakukan pelayaran (QS. 2:164), makhluk yang dapat mendaya
gunakan logam besi (QS. 57:25), yang dapat melakukan perubahan sosial (QS.
3:140 dan 8:26).
Manusia insan adalah manusia yang dapat menerima
pelajaran dari tuhan tentang apa yang tidak di ketahui nya, dalam hal ini secar
simbolis tuhan merupakan sebagai guru yang maha luas ilmu nya, atau Al-Alim.
Manusia insan sebagai kodratik, sebagi ciptaan tuhan
yang maha sempurna bentuknya di bandingkan dengan makhluk lainnya.
Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar dalam
konstek insan merupakan kegiatan kebudayaan yang paling vital.
2. Manusia
sebagai Al- Basyar
Al- Basyar adalah manusia dalam kehidupan nya
sehari-hari, yang berkaitan dengan kegiatan lahiriah, yang di pengaruhi oleh
dorongan kodrat alamiahnya, seperti makan, minum, bersetubuh, dan mati
mengakhiri kegiatanya.
Dari sisi lain banyak ayat al-quran yang menggunakan
kata basyar yang mengisyaratkan bahwa proses kejadian manusia sebagai basyar,
melalui tahap-tahap sehingga mencapai tahap kedewasaan.
Insan basyar pada hakikat nya adalah manusia sebagai
kesatuan yang membentuk kebudayaan. Kata insan dan basyar dipakai untuk sebutan
manusia.
3. Manusia
sebagai Bani Adam atau Zuriyat Adam
Kata Adam atau Zuriyat Adam juga mengandung arti,
bahwa manusia sebagai mahluk sosial. Seperti dalam quran surat (QS. Al-Isra’
17:70).
Dalam kegiatan belajar mengajar, salah satu tugas guru
adah menggali potensi insan, basyar, dan al-nas yang dimiliki semua tersebut.
Wewenang manusia di bidang pengetahuan, informasi, pandangan, keinginan, dan
kecenderungan itu sangat luas dan tinggi.
Dengan melihat penjelasan yang di berikan al-quran dan
para ulama, terlihat dengan jelas bahwa manusia memiliki kemampuan intelektual,
spiritual, sosial, dan jasmani dengan berbagai cabangnya.
Informasi tentang manusia dengan berbagai potensi yang
dimilikinya itu amat menolong manusia dalam rangka merancang kegiatan
belajar melaluyi strategi pembelajaran yang bersifat konsepsional dan
tepat. Disinilah letak relevansi kajian tentang manusia dengan perumusan konsep
pembelajaran.
Berbagai Potensi Manusia
Dengan mengkaji konsep al-insan, al-nas, basyar, bani
adam, atau zuriyat adam, paling kurang dapat diketahui adanya ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor yang dimiliki manusia.
Struktur
Jiwa Manusia Dan Hubungannya Dengan Kegiatan Belajar Mengajar
A. Pengertian
jiwa dalam ilmu jiwa
Jiwa atau yang dalam bahasa inggris nya psyche berbeda
dengan nyawa. Jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat absrak, yang
menjadi penggerak dan mengatur segala perbuatan pribadi, mulai hewat tinggkat
tinggi hingga manusia.
Jadi dapat disimpulkan bahwa: (1) bahwa kegiatan
belajar mengajar sebagaimana di jumpai pada teori dan konsep pembelajaran pada
dasarnya bertolak dari informasi yang terdapat dalam kajian kejiwaan. (2) para
ahli strategi pembelajaran berutang budi kepada para ahli ilmu jiwa. (3) ajaran
islam dengan sumber utama nya adalah al-quran dan as-sunnah telah memberikan
informasi yang lengkap dan mendasar tentang struktur kejiwaan manusia yang selanjutnya
apat di gunakan untuk merumuskan strategi pembelajran.
Struktur Fitrah Manusia Dan Hubungannya Dengan
Kegiatan Belajar Mengajar
A. Pengertian
Fitrah Manusia
Dari segi bahasa, kata fitrah terambil dari akar
kata al-fathr yang berarti belahan. Dan dari makna ini
makna-makna lain seperti “penciptaan”,dan “kejadian”. Dengan
demikian secara sederhana fitrah manusia berarti kejadianya sejak semula atau
bawaan nya sejak lahir.
Di dalam al-quran kata fitrah dalm berbagai bentuknya
terulang sebanyak 28 kali, 14 kali di antarnya kata fitrah di gunakan di dalam
konteks penciptaan atau kejadian langit dan bumi. Sedangkan selebihnya kata
fitrah di gunakan dalam konteks penciptaan manusia, baik dari sisi pengakuan
bahwa penciptanya adalah allah, maupun tentang fitrah manusia.
B. Struktur
Fitrah Manusia
Dapat diketahui bahwa struktur fitrah manusia paling
kurang mencakup 5 bentuk, sebagai berikut:
1. Fitrah beragama
yang bertumpu pada keimanan sebagai intinya.
2. Dalam bentuk
bakak (mahabib) dan kecendrungan (qabiliyah) yang mengacu kepada keimanan
kepada allah.
3. Fitrah berupa
naluri dan kewahyuan, yang kedua nya bagaikan dua sisi dari satu mata uang
logam.
4. Fitrah merupakan
kemampuan dasar untuk beragam secara umum.
5. Fitrah memiliki
komponen yang meliputi, bakat dan kecerdasan, insting (naluri).
C. Hubungan
Struktur Fitrah Manusia dan Kegiatan Belajar Mengajar
Pandangan tentang fitrah yang akan memengaruhi
kegiatan belajar mengajar yang semata-mata buka di tentukan oleh input semata,
melainkan juga melalui proses thrutput yang di lakukan oleh guru dan kehendak
allah. Dengan demikian maka kegiatan belajar mengajar harus menyiapkan anak
didik untuk siap mengikuti kegiatan belajar serta berbagai sarana prasarana,
dan sebagainya.
Dengan berbasis pada pemahaman tentang fitrah
tersebut, maka secara konseptual, islam menganut paham individualistik dalam
bidang pendidikan.
Langganan:
Postingan (Atom)